Pencarian

Sabtu, 02 Oktober 2010

ALAT BANTU PADA PENANGKAPAN IKAN

MesinMesin yang digunakan untuk menggerakan kapal penangkapan. Mesin ini juga menentukan berapa besar kapal yang digunakan untuk menangkap ikan, satuannya adalah GT. Kita mengenal dua jenis mesin yaitu mesin untuk menggerakan kapal dan mesin untuk mengoperasikan alat.

Palka merupakan tempat untuk menyimpan ikan hasil tangkapan. Ukurannya bermacam macam, tergantung dari kebutuhan dan besarnya kapal. Bahan dasarnya ada yang dari kayu,
yang ada juga yang dari fiber.
es batu
Es diperlukan untuk mengawetkan ikan hasil tangkapan. Ada yang berbentuk balokan ada juga yang berbentuk curah.

Garam yang digunakan adalah garam kasar. Ada yang menyebutnya garam ikan ada juga yang menyebutnya garam pindang, namun garam ini jarang digunakan karena akan merubah tekstur dan rasa dari ikan.

Pelampung
Pelampung yang sering kita temukan dikapal penangkapan ada dua macam, yaitu pelampung untuk jaring tangkap dapat juga untuk tanda awal penebaran jaring ; yang kedua pelampung untuk penumpang/ nelayan. Pelampung untuk penumpang/nelayan ada yang berbentuk bulat seperti ban mobil, lonjong seperti botol, kotak kotak dan ada juga yang model rompi.

Pemberat
Pemberat diperlukan untuk untuk menenggelamkan alat penangkapan seperti pancing dan jaring, ada juga yang digunakan untuk menancapkan jangkar. Bahan pemberat hampir seluruhnya terbuat dari bahan logam namun ada juga yang terbuat dari semen/batu.

umpan
umpan yang dipasang dialat penangkapan gunanya untuk menarik ikan agar datang mendekati alat dengan kata lain umpan merupakan jebakan bagi ikan, Jumlah umpan yang dibutuhkan tergantung kebutuhan, jenis alat tangkap dan jenis ikan yang ditangkap. Ada umpan buatan, ada umpan hidup dan ada juga umpan palsu.


Cahaya Dilihat dari sumbernya cahaya ada dua, yang berasal dari listrik/batere atau yang langsung dari matahari. Ikan tertarik pada cahaya melalui penglihatan (matanya) dan rangsangan melalui otak (Lineal region pada otak). Dengan demikian ikan yang tertarik pada
cahaya hanya ikan-ikan fototaxis yaitu ikan jenis pelagis dan sedikit ikan demersal dan sebaliknya ikan yang tidak menyenangi cahaya disebut ikan fotophobi.

Ada beberapa alasan mengapa ikan tertarik pada cahaya, diantaranya :

Penyesuaian intensitas cahaya dengan kemampuan mata ikan untuk tertarik pada satu sumber cahaya. Ada ikan yang tertarik pada intensitas cahaya yang rendah, ada yang tertarik pada intensitas yang, tinggi dan ada juga yang menyukai intensitas tinggi dan rendah. Ikan mempunyai kemampuan melihat cahaya dalam kegelapan.

Rumpon Sebagai Daerah Penangkapan Ikan Buatan

INDONESIA merupakan negara kepulauan yang Iuas terbentang dart Papua hingga ke Nanggroe Aceh Darussalam dengan jumlah pulau lebih dari 1.700 buah. Di sepanjang pantai pulau-pulau tersebut, hidup para nelayan mencari nafkah dengan menggunakan berbagai ragam alat tangkap dan alat bantu penangkapan. Salah satu alat bantu penangkapan ikan yang telah dikenal masyarakat nelayan sebagai alat pemikat ikan adalah rumpon. Alai ini tersusun dari beberapa komponen, antara lain rakit, atraktor, tali rumpon, dan jangkar.
Nelayan di Utara Pulau Jawa telah sejak lama mengenal rumpon untuk memikat ikan agar berkumpul di sekitar rumpon, sehingga memudahkan Penangkapan. Berbagai alat tangkap digunakan di sekitar rumpon, antara lain alat tangkap lampara, pukat cincin, dan payang.
Dengan makin majunya teknologi rumpon telah menjadi salah satu alternatif untuk menciptakan daerah penangkapan buatan. Keberadaan rumpon memiliki manfaat yang cukup besar. Sebelum dikenal rumpon, masyarakat menangkap ikan dengan cara berburu mengejar kelompok renang ikan. Kini, dengan makin berkembangnya rumpon maka pada saat musim penangkapan tiba, daerah penangkapan menjadi pasti di suatu tempat. Dengan tertentunya tujuan daerah penangkapan maka nelayan dapat menghemat pemukaan bahan bakar, karena mereka tidak lagi memburu dan mengejar kelompok renang ikan.
Di Propinsi Maluku Utara dan Sulawesi Utara, para nelayan telah mulai mengenal rumpon, digunakan untuk memikat ikan permukaan (pelagic fish), antara lain: ikan selar, ikan layang, ikan kembung. tuna, dan cakalang agar berkumpul sehingga memudahkan nelayan yang menggunakan alat tangkap huhate dan pancing tangan.
Pukat Cincin
Para nelayan Jepang pada perikanan pukat cincin (purse seine) skala industri menggunakan rumpon hanyut di Samudera India dengan memanfaatkan arah dan kekuatan arus selatan katulistiwa untuk memikat ikan tuna dan cakalang. Rumpon mereka ditebarkan di Selatan Kepulauan Maldives. Selang beberapa minggu kemudian rumpon tersebut telah hanyut hingga di sebelah Barat Sumatera.
Bentuk rumpon terbuat dari rangkaian bambu dibalut dan kelilingi jaring usang (jaring bekas). Dalam satu kali penaburan pukat cincin pada satu rumpon dapat tertangkap 100 hingga 150 ton ikan tuna kecil (baby tuna) dan cakalang. Dapat dibayangkan eksploitasi sumber daya ikan tuna dan cakalang yang sangat berlebihan dilakukan nelayan pukat cincin skala industri ini, mengakibatkan perolehan hasil tangkapan perikanan rawai tuna Indonesia merosot tajam. Kita berharap para pengurus di Asosiasi Tuna Indonesia dapat segera bereaksi untuk membatasi aktivitas nelayan pukat cincin skala industri di Samudera Indonesia yang menangkap baby tuna dalam volume besar.